Akhir-akhir ini kita sering
mendengar kata “smelter” yang digadang-gadang merupakan alat yang digunakan
untuk meningkatkan kandungan logam, sehingga meningkatkan harga jualnya. Jadi
sebenarnya apakah smelter itu ? dan bagaimana cara kerjanya?
Dalam industri pertambangan
mineral logam, smelter merupakan bagian dari proses sebuah produksi, mineral
yang ditambang dari alam biasanya masih tercampur dengan kotoran yaitu material
bawaan yang tidak diinginkan. Sementara ini material bawaan ini harus
dibersihkan, selain itu harus dimurnikan pada smelter.
Smelter itu sendiri merupakan
fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam
seperti timah, nikel, tembaga, emas dan perak hingga mencapai tingkat yang
memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir. Proses tersebut telah
meliputi pembersihan mineral logam dari pengotor dan pemurnian.
Smelter merupakan alat untuk proses
smelting. Smelting adalah proses pemberian atau pengaplikasian panas pada bijih
logam agar meleleh. Proses ini digunakan untuk mengekstraksi metal dari bijih
logam. Smelting menggunakan panas dan agen kimia untuk mendekomposisi bijih
lalu memisahkan elemen menjadi gas atau ampas bijih dan meninggalkan logam
utama. Agen kimia biasanya merupakan produk yang mengandung karbon, seperti soda atau arang.
Pembangunan smelter diwajibkan
bagi seluruh perusahaan tambang di indonesia. Baik perusahaan besar ataupun
kecil. Kewajiban ini dikarenakan sejak 2012 pemerintah telah mengabarkan bahwa
akan diberlakukannya UU tentang pembangunan smelter. Terbukti pada tahun 2014
pemerintah memberlakukan larangan ekspor mineral mentah.
Manfaat dari pembangunan smelter
:
- · Menambah nilai jual dari mineral
- · Meningkatkan investor dalam ataupun luar negeri
- · Membuka lapangan kerja baru
Kendala dalam pembangunan smelter
- · Pembebasan tanah yang tidak mudah
- · Ketersediaan listrik, dalam industri listrik menjadi bahan pokok utama agar pabrik tetap berproduksi
- · Perizinan pembangunan smelter yang tidak mudah
- · Keterbatasan biaya
Dilansir dari CNN Indonesia bahwa Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, terdapat 24 fasilitas
pengolahan dan pemurnian (smelter) yang beroperasi hingga akhir tahun 2017. Direktur Jenderal Mineral dan
Batubara (Minerba) Bambang Gatot Ariyono mengungkapkan, beberapa smelter masih
dalam tahap pembangunan. Perkembangan pembangunannya terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok smelter dengan progres pembangunan 50-100 persen dan
kelompok smelter dengan progres pembangunan 0-50 persen. Jika dirinci, mayoritas smelter
yang telah beroperasi adalah smelter nikel yang terdiri dari 15 smelter.
Kemudian, empat smelter besi, dua smelter bauksit, dua smelter mangan, dan satu
smelter tembaga.
Source :
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180112090038-85-268325/akhir-tahun-lalu-24-smelter-beroperasi
Komentar
Posting Komentar